Sudah hampir sepuluh tahun di Surabaya tapi ini baru kali kedua main ke Museum Sepuluh Nopember (karena nganterin sodara sih hehe). Nah, Museum Sepuluh Nopember ini berlokasi di kawasan Tugu Pahlawan Surabaya. Jadi kalau ke sini hitungannya dapat dua destinasi nih! Tjakep! Sesampainya di kawasan Tugu Pahlawan, kami gak langsung masuk, kami mencari sarapan dulu. Kebetulan di seberang Tugu Pahlawan banyak sekali rombong soto berjejer, akhirnya kami memutuskan untuk sarapan soto. Sotonya murah, hanya 10,000 rupiah per mangkoknya lengkap dengan koya dong. Setelah selesai makan, kami memutuskan untuk segera ke museum karena kami berkunjung pada hari Minggu dan museum akan tutup pukul 12 siang.
Nah, harga tiket masuk ke museum gak mahal kok, hanya 5,000 rupiah per orang. Kalau tidak salah anak SD gratis (ini gak sengaja tahu, karena ada beberapa anak SD yang masuknya bareng dengan kami, hehe), info lengkapnya mungkin bisa ditanyakan di loket yaa. Tiketnya lupa dipoto, jadi gak ada bukti ._.
Begitu masuk, walaupun belum lama ke sini, saya menemukan beberapa perubahan pada museum ini. Tulisan-tulisan di dindingnya sudah banyak yang tidak menggunakan mural, tapi diganti dengan semacam neon box yang berisi poster hasil digital printing. Yah, okelah ya, jaman memang sudah berubah. Di bagian tengah, di arah pintu masuk, kita disambut oleh patung di tengah museum yang menggambarkan Arek-Arek Suroboyo yang sedang memperjuangkan Surabaya pada saat itu. Oh iya, dalam bahasa Jawa (Surabaya) Arek dapat diartikan sebagai pemuda, juga anak. Jadi dalam pertempuran Surabaya, Arek Suroboyo lah yang maju di garis depan.
Selain itu, terdapat beberapa diorama statis yang disuguhkan untuk memudahkan kita medapatkan penjelasan tentang pertempuran 10 Nopember di Surabaya. Diorama statis ini dibuat dengan sangat apik dan tampak nyata. Diorama statisnya juga dilengkapi dengan penjelasan juga video yang sangat membantu kita yang mungkin agak malas membaca deskripsi yang diberikan hehe. Oh iya, terdapat beberapa versi bahasa yang disuguhkan dalam video walaupun audionya masih dalam Bahasa Indonesia.
Setelah menyaksikan diorama statis, melihat-lihat peralatan perang serta kostum yang digunakan pada saat itu, kami pun diberitahu bahwa akan ada pemutaran film di museum. Kami pun memutuskan untuk ikut menonton karena sebelumnya saya belum berkesempatan menonton (sepertinya hanya diputar di waktu-waktu tertentu). Sayangnya, karena tidak diperkenankan menggunakan kamera selama menonton, saya tidak mendapatkan suasana yang ada saat itu hehe. Pemutaran ini menarik karena terdapat diorama statis juga yang digunakan untuk merefleksikan film sebagai keterangan tambahan selain di layar yang disediakan. Menarik! Jangan sampai melewatkan ini jika berkunjung yaa!
Sebelum pintu keluar, terdapat sebuah photobooth (bisa dianggap gitu lah ya, karena bikin pengen poto hehe). Terdapat beberapa gambar juga logo dari Museum Sepuluh Nopember, penanda kalau kita sudah pernah mengunjungi Museum ini :)
Setelah menikmati museum, kami pun mulai menjelajah kawasan Tugu Pahlawan, dan pastinya berfoto bersama Sang Tugu. Hari itu cukup mendung, jadi kami pun tidak berlama-lama di sana.
Setelah puas berfoto dengan tugu, kami pun kembali pulang. Sebelum pulang saya menyempatkan untuk mengambil gambar suasana pintu masuk Tugu Pahlawan yang seharusnya diambil ketika baru masuk hehe. Yaah, ketika kami datang kawasan ini cukup ramai. Museum pun sangat ramai (untuk ukuran museum yaa). Ini dia pintu masuknyaaaa! Jangan lupa mampir yaa :)