31 Jan 2016

Chefchaouen, The Blue City

Chefchaouen pronounced as /ʃəfˈʃɑˑwən/ ~ shefshawen is a blue city located in Morocco, Africa. It is called as The Blue City due to its all blue-painted houses, doors, even the road and stairs. At first, I got a glimpse of Santorini, lol, since the arrangement of the building looks alike. 
It is said that the blue colour has something to do with the Jewish history and Spanish refugee. This city is surrounded by mountain so that the weather is quite nice! I went there in winter yet it's not too cold (compared to UK). The thing that makes me really happy is the foods and drinks here are really cheap! I can have a glass of FRESH orange juice which is squeezed right in front of my eyes and I can tell for sure there is no sugar added in to my juice! Can't get enough of it! 
This place is good for photography. It is a unique all-blue place. An old city with its history. Good view from the top of the hill. Just be careful, better find someone who knows this place well to accompany you. This place is like a maze, lol, and not all of the people here speak English. It will be really helpful if you can speak Arabic or French :) 
Ah, one more thing, Indonesian passport holders don't need any visa to enter Morocco which is NICE! :) 


29 Jan 2016

Gurun Sahara: Dimana KeagunganMu Berbicara

Ketika semua sirna dan tak ada satupun yang tersisa, tak ada seorangpun yang bertahan di sekitarmu, mereka semua berpaling darimu, sadarkah kau hanya Allah yang senantiasa mencegahmu dari rasa sepi akibat kesendirian? 
Ketika semua yang berada di sampingmu, di dekatmu, di sekelilingmu perlahan menjauh, sadarkah kau hanya Allah yang selalu dekat, begitu dekat?
Ketika pekikanmu tak lagi didengar, sadarkah kau hanya Allah yang senantiasa mendengar apapun yang kau keluhkan?
Jika kita mau berhenti sejenak dan memperhatikan sekitar kita, mungkin kita kan tersadar bahwa tak ada satupun yang bertahan di sekitar kita kecuali Allah, Dzat Maha Agung.
Sadari, ketika dihadapkan dengan kebesaran Allah, manusia hanyalah makhluk kecil yang bahkan tak mampu berdiri di atas kakinya sendiri tanpa ijin dariNya. 

Dihadapkan dengan hamparan luas Gurun Sahara membuat hati ini tiba-tiba tertegun dan merasa diri ini sangatlah kecil. Tak pernah terbayangkan sebelumnya dapat mengunjungi salah satu ciptaan Allah yang Maha Agung. Saat itu, saya mengunjungi Gurun Sahara di musim dingin, memang suhunya tidak serendah di UK, tapi untuk malam harinya tetap saja butuh selimut tebal. Pengalaman menaiki unta dan bermalam di tengah gurun merupakan hal-hal yang tak terbayangkan sebelumnya. Seketika saat itu juga saya berpikir bagaimana Rasulullah dan para sahabat menapaki gurun dan mengendarai unta yang sangat lama (menurut saya) dan juga tidur di tengah gurun yang beratapkan langit dengan ribuan bintang. Indah memang, tapi sedikit mencekam. Entah mengapa, keindahan itu sekaligus terasa mengintimidasi. 

Di tengah gurun itu, kami dibantu oleh para nomad untuk menyiapkan masakan. Tidak ada listrik ataupun koneksi internet. Buang air pun harus benar-benar 'alami' sekali. Saat itu kami pun menghabiskan malam dengan mengelilingi api unggun dan bercengkrama. Indah memang, menyenangkan! Namun, mungkin tidak ada kata di lain waktu untuk berkunjung ke sini :D 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons